Langsung ke konten utama

Benci

"Benci". itulah kata yang sering terngiang-ngiang di kepalaku ketika aku bertemu dengan nya. bahkan untuk mengeluarkan 1 kata untuk nya saja aku malas. Ketika kami berjalan bersama, rasanya aku ingin pergi sendiri dibanding jalan dengan nya. Ia memandang ku sebagai orang yang sangat diam dan tidak cekatan, mungkin karena perlakuan ku di ddepan nya lah yang membuat ia men cap ku begitu.

Sebelum nya aku adalah anak yang periang di depan nya. Aku sering sekali berlari kesana kemari tanpa tujuan sambil menunjukan ekspresi bahagia ku.Atau aku bernyanyi di depan nya dengan rasa pede ku yang tinggi. Namun itu semua sirna ketika ia berubah menjadi wanita yang sangat aku takuti,bahkan wanita jahat yang ada di negeri dongeng pun kalah dengan nya. Lalu ia mengeluarkan suaranya yang menggelegar dengan memasang tampang yang menyeramkan dengan tatapan sinis kepada ku . Aku hanya bisa memejamkan mata ku sambil berdoa agar ada orang yang mau menolongku. Namun doa ku terlalu lambat untuk dikabulkan, seketika tangan nya dengan cepat mendarat di pipi ku dengan sangat keras. Rasa sakit itu mulai menyambar di pipi ku hingga aku tidak bisa menahan air mata ku.

Keesokan nya pun sama begitu. Namun beda nya kali ini tangan nya lah yang mengepit hidung ku hingga pagi nya hidung ku mengeluarkan darah. Dan semakin hari aku hanya bisa terdiam di ruangan tersebut seakan-akan sedang menunggu kejutan lain dari nya. Cahaya kebahagiaan ku mulai redup di dalam diriku,dan cahaya itu berubah menjadi gelap nan dingin. Hingga aku beranjak dewasa cahaya itu tetap tidak ada, bahkan orang-orang disekelilingku merasakan udara dingin di sekitarku. Lalu aku bertemu teman yang membuat cahaya hangat ku mulai bersinar kembali,aku merasa seperti diriku yang dulu telah kembali. 

Langit yang terang berubah menjadi gelap. Kini saat nya aku berpisah dengan teman ku, rasanya cahaya itu mulai remang-remang dan kesedihan itu tak lama akan datang menemui ku. Ketika kami berpisah, cahaya itu hilang kembali dan kini berubah menjadi dingin. Dan mau tidak mau aku harus bertemu lagi dengan nya meskipun aku sangat benci melihat nya.

Komentar